Assalamu’alaikum,
“Tak semua yang kita tahu harus
diobrolkan. Tak semua yang ada di pikiran harus ditulis. Tak semua masalah harus dicurhatkan. Sesungguhnya setiap kata
yang terucap akan ada hisabnya.”
(Ustadzah Ninih Muthmainnah)
Sisterfillah,
kutipan di atas menyadarkan kita agar berhati-hati dalam berucap, karena segalanya akan dipertanggungjawabkan.
Kini lisan tak terbatas pada ucapan mulut, tetapi merambah pada percakapan di
dunia maya. Jauh sebelum itu,
Rasulullah SAW meminta umatnya agar menjaga lisan dengan berkata baik atau diam.
Berarti kita tak punya opsi berkata buruk kan?
Namun
kejadian belakangan ini menjadi sebuah pelajaran. Sudah terbukti bahwa ucapan yang tak terjaga di dunia
nyata atau maya dapat mencederai perasaan, menyebabkan hukum pidana, bahkan
memecah belah persatuan. Maka rasanya wajar jika pemerintah akhirnya
memberlakukan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) untuk memberi
kesadaran bahwa ada peraturan yang harus dipatuhi sekali pun di dunia maya.
Ayo
ngaku siapa yang nggak bisa mengontrol diri ketika berinteraksi di dunia maya? Nah
artikel kali ini akan membahas tips menggunakan media sosial untuk para
muslimah agar lebih produktif. Scroll
terus sampai bawah ya..
Tips
Menggunakan Media Sosial untuk Para Muslimah
1.
Niat
karena Allah
Setiap
amal tergantung pada niat kan, Sisterfillah?
Maka insya Allah jika kita berniat mengakses media sosial sebagai ajang syukur,
mencari pengingat diri, atau berbagi kebaikan, mudah-mudahan bernilai pahala.
Jangan jadikan socmed
sebagai pembunuh keikhlasan dan jauhi riya.
2.
Perhatikan
Konten yang Dibagikan
Penting
sekali untuk menimbang konten yang akan dibagikan ya, Sisterfillah. Menulis adalah amanah yang akan diminta
pertangungjawabannya kelak di akhirat.
“ Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang
ditulis oleh tangan mereka sendiri,”
(QS. Al
Baqarah:79)
Pastikan
informasi yang dibagikan berasal dari sumber yang jelas, bernilai kejujuran
tidak penuh kebohongan, dan cek dulu kebenarannya jika hal itu menyangkut orang
lain. Jika kita mencantumkan hadits sebagai landasan, pastikan hadits tersebut
shahih (kuat) karena hadits dhoif (lemah) tidak dapat dijadikan landasan utama
suatu amal, apalagi hadits maudhu’ (palsu). Intinya, penting sekali mengetahui
ilmunya sebelum posting sesuatu.
”Cukuplah seseorang dikatakan berdusta, jika ia menceritakan setiap
yang dia dengar.”
(HR.
Muslim)
”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang
menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
(QS.
Al Hujurat: 6)
Satu lagi yang penting, ketika
membagikan status atau pendapat milik orang lain, Sisterfillah harus menyebutkan pemilik status tersebut ya. Jangan mengambil keuntungan dari
sesuatu yang bukan milik kita.
3.
Ambil hanya yang
baik
Jadilah
seperti lebah. Hanya mengambil yang baik dan tidak memberi kecuali yang baik.
Diantara rangka mendekatkan diri kepada Allah dengan socmed adalah; menyebarkan ayat Qur’an dan tafsirnya, menyebarkan
hadis dan penjelasannya.
Kita
juga harus berhati-hati dalam memilih akun yang kita ikuti karena hal tersebut
adalah tanggung jawab. Menjadi follower, teman, atau anggota grup dari sebuah
kebathilan adalah haram.
“Permisalan
teman duduk yang baik dengan yang tidak baik, seperti penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Adapun penjual minyak wangi: terkadang ia akan menawarkan
minyaknya kepadamu, dan terkadang ia akan memberimu Dan terkadang juga kamu
akan mendapatkan darinya bau yang wangi. Adapun teman duduk yang tidak baik ia
seperti seorang pandai besi: kalau tidak membakar pakaianmu, pasti kamu akan
mencium darinya bau yang tidak sedap “
(HR.
Bukhari Muslim)
Hendaknya
kita meng-counter kebathilan yang
muncul di socmed.
4.
Perhatikan
Etika
Ketika
membagikan konten di media sosial, perhatikan etika ya, Sisterfillah. Jangan terburu-buru menyalahkan pendapat orang lain
atau mengomentari sesuatu yang belum dipahami maksud penulisnya. Keep your positive mind up!
“Takutlah kalian akan berprasangka.
Karena berprasangka adalah ucapan bohong besar. Janganlah kalian saling saling
iri, saling meneliti kesalahan orang, saling hasud, saling membelakangi, saling
bermusuhan. Jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.
( HR. Al-Bukhari )
Jika
ingin mengkritik sesuatu, gunakan bahasa yang santun. Hati-hati, sekarang sudah
berlaku UU ITE. Barang siapa tak jaga lisan dan tulisan, maka bisa-bisa
terjerat hukum pidana.
5.
Klarifikasi
kesalahan
Manusia
tidak mungkin luput dari salah dan dosa. Apabila lidah salah ucap atau jempol
salah ketik, jangan enggan untuk membuat klarifikasi. Barang siapa pernah
menyebarkan kebathilan kemudian ia bertaubat maka ia wajib menjelaskan
kesalahan dan kebathilan yang disebarkan.
“ Kecuali mereka
yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran) “
(QS. Al Baqarah:160)
Pun
juga dengan ucapan yang bukan berasal dari diri sendiri. Menjawab segala
syubhat, fitnah dan tuduhan yang dilontarkan orang-orang kafir, munafik
terhadap Islam
“ Dan berjihadlah terhadap mereka
dengan jihad yang besar “
(QS. Al
Furqon:52)
6.
Atur
Waktu Posting
Secara
pembagian waktu, Sisterfillah bisa
memanfaatkan posting di waktu-waktu
utama (prime time). Mengapa? Selain agar efisien dan konten kita
tepat sasaran, hal ini agar kita disiplin mengatur waktu di media sosial, hihi.
Salah-salah, bisa bablas dan waktu terbuang sia-sia.
Menurut
blog.hootsuite.com, prime time media
sosial Twitter, Facebook dan Instagram berada di jam 13.00-15.00. Namun
Sisterfillah bisa juga memanfaatkan jam pagi untuk memberikan penyemangat, atau
jam malam untuk saling mengingatkan dalam kebaikan. Sebelumnya, pastikan
aktivitas wajib kita sudah tertunaikan ya.
7.
Berhati-hati
Berbagi Info Pribadi
Kejahatan
yang terjadi tak hanya di dunia nyata lho, Sisterfillah.
Kini kejahatan pun dapat terjadi di dunia maya. Sebisa mungkin batasi informasi
kontak pribadi, jagalah foto-foto privasi, serta berhati-hati terhadap segala
jenis ajakan yang mencurigakan. Sebab di dunia maya, seseorang bisa berpura-pura
menjadi siapa pun.
Nah
Sisterfillah, semoga makin semangat
menjadi muslimah produktif tiap harinya. Ingat, teknologi jangan dilawan,
tetapi menfaatkan dengan strategi sebaik-baiknya. Semoga Allah menjaga kita
selalu dari hal-hal yang tidak bermanfaat :)
Love,
Syar’i
Lifestyle
Contributor: Finance & Career
Division
Syari’ah Advisor: Fathimah Syauqi
Editor: AM
Reference:
blog(dot)hootsuite(dot)com
Fiqih
Socmed oleh Dr Taufik Qulazhar Hulaimi
0 Response to "News " Panduan Ber-SocMed untuk Muslimah Produktif ""
Post a Comment